Ust. Muhammad Thoriq Sahala Asysyufi berasal dari Ds. Padangan, Kec. Ngantru, Kab. Tulungagung, Jawa Timur, lahir di Tulungagung, 05 Maret 1999, mendapatkan tugas dari Yayasan Baitul Halim untuk mensyiarkan Agama Islam di Kampung Muallaf Baduy Lembah Barakah Ciboleger, Ciboleger, leuwidamar, Lebak, Banten.
Kampung Mualaf Badui merupakan salah satu tempat
mensyiarkan Agama Islam yang merupakan Program Dai Nusantara oleh Yayasan
Baitul Halim sendiri. Terdapat berbagai titik tempat dai itu sendiri, dari
pulau Sumatra hingga papua salah satunya yang ditempati Ust. Muhammad Thoriq Sahala Asysyufi yaitu Kampung Mualaf Badui.
Letaknya
hanya berjarak sekitar 3,5-4 jam perjalanan dari Ibu Kota dan kurang lebih 1
jam dari pusat kota Lebak, tepatnya di Desa Bojong Menteng, Banten, sekitar 500
meter dari Terminal Ciboleger, terdapat sebuah lembah indah yang diisi oleh
para mualaf Badui. Sejauh mata memandang, hamparan warna hijau menyejukkan
mata. Sawah dengan padi yang tumbuh subur, tanaman yang rimbun menjulang,
hingga suara burung berkicau siap menyambut siapa pun di Lembah Barokah
Ciboleger, sebuah tempat yang memanjakan dengan pemandangan alaminya. Di Lembah
Barokah, disana terdapat tanah lapang dengan tekstur yang unik. Tanahnya
berwarna campuran antara merah dan cokelat, tapi sangat gembur ketika diinjak.
Luas wilayahnya 10,3 hektar dengan kondisi wilayah adalah lembah.
Di
Kampung Mualaf Baduy sendiri terdapat kurang lebih 50 KK yang terbagi ke dalam
4 klaster, Ar Rojak sebagai pusat, Ar Rohman, Ar Rohim, dan As Salam. Seperti namanya yang mencatut nama
salah satu suku di Indonesia yaitu suku Baduy, sudah pasti kebudayaan yang ada
di kampung Mualaf Baduy sendiri terintegrasi dengan kebudayaan Baduy dan islam
karena memang mereka sudah menjadi muslim dan adapun agama yang mereka anut
sebelumnya atau lebih tepatnya kepercayaan orang Baduy adalah sunda wiwitan
atau yang lebih kita kenal dengan animisme, adapun bahasa yang digunakan untuk
komunikasi sehar-hari adalah Bahasa Sunda.
Kondisi
perekonomian di Kampung Mualaf Baduy LBC sendiri mayoritas adalah masyarakat
dengan kelas ekonomi menengah kebawah, dengan mayoritas mata pencaharian
masyarakat adalah berladang, bertani, buruh, serta ada beberapa warga yang
bermata pencaharian sebagai pedagang dan pengerajin.
Di
kawasan seluas 10,3 hektare ini kini telah berdiam sekitar puluhan orang yang
merupakan mualaf Badui. Pembangunan Lembah Barokah Ciboleger dilakukan atas
inisiatif Dokter Ashari, Direktur Eksekutif Gerakan Kebangkitan (Gerbang)
Betawi, dan juga sebagai ketua Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiah
(YASMUI) yang merasa prihatin dengan keberadaan kaum duafa dan mualaf Badui
yang hidup terlunta-lunta serta tidak memiliki penghasilan yang memadai.
Masyarakat
suku Badui dikenal sangat kuat dan teguh memegang adat istiadat mereka. Secara
umum, ada sistem adat yang disebut pikukuh atau kepatuhan dan menjadi pedoman
dalam tingkah laku sehari-hari orang Badui. Kaum Baduy dalam tidak boleh
bersekolah formal, memakai alas kaki, dan menggunakan kendaraan.
Sentuhan
dunia luar sangat diminimalisasi, demi menjaga kemurnian adat mereka. Namun,
persentuhan kaum Badui Luar dengan muslim telah memancing mereka untuk belajar
agama Islam serta menjadi mualaf. Lambat laun, mereka pun mulai terbuka dan
mengenal agama Islam.
Meski
demikian, masih sedikit perhatian yang diberikan kepada kaum mualaf Badui.
Selain itu, peraturan adat juga mengharuskan orang Badui yang telah memeluk
agama leluhurnya itu keluar dari kampung halamannya karena telah meninggalkan
budaya, adat, dan kepercayaan leluhur.
“Banyak
dari mereka yang kemudian hidup nomaden, menumpang di lahan warga Ciboleger,
karena memang tidak punya rumah. Mereka bekerja ala kadarnya, membantu
mengelola kebun yang ditempati dengan sistem bagi hasil,” ucap Muhammad Sulhi,
Sekretaris Eksekutif Gerbang Betawi, Sabtu (26/01/2019).
Karena
itulah, YASMUI dan Gerbang Betawi ingin meningkatkan produktivitas kaum duafa
dan mualaf Badui agar bisa berdaya dan mandiri secara ekonomi di Lembah Barokah
Ciboleger, sekitar 500 meter dari Terminal Ciboleger dan Perkampungan Baduy
Luar.
YASMUI pun akan mengembangkan kawasan Lembah
Barokah Ciboleger menjadi kawasan ecotourism baru di Banten. Dalam acara
jelajah yang berlangsung sejak siang hingga sore pada Sabtu (26/01/2019),
diserahkan secara simbolis santunan untuk puluhan duafa dan mualaf Badui, kunci
rumah, penanaman belasan tanaman produktif, dan pelepasan puluhan burung ke
alam bebas. Rencananya, di area Lembah Barokah akan dibangun juga masjid dan
sekolah.
Posting Komentar
Berikan komentar yang positif dan membangun
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.