BREAKINGNEWS :
eng...ing...eng...
» , » DAI NUSANTARA : UST. THORIQ SAHALA DAN KAMPUNG MUALAF BADUI

DAI NUSANTARA : UST. THORIQ SAHALA DAN KAMPUNG MUALAF BADUI

Written By salmannashih on Selasa, 29 September 2020 | 11.06

            



Ust. Muhammad Thoriq Sahala Asysyufi berasal dari Ds. Padangan, Kec. Ngantru, Kab. Tulungagung, Jawa Timur, lahir di Tulungagung, 05 Maret 1999, mendapatkan tugas dari Yayasan Baitul Halim untuk mensyiarkan Agama Islam di Kampung Muallaf Baduy Lembah Barakah Ciboleger, Ciboleger, leuwidamar, Lebak, Banten.

Kampung Mualaf Badui merupakan salah satu tempat mensyiarkan Agama Islam yang merupakan Program Dai Nusantara oleh Yayasan Baitul Halim sendiri. Terdapat berbagai titik tempat dai itu sendiri, dari pulau Sumatra hingga papua salah satunya yang ditempati Ust. Muhammad Thoriq Sahala Asysyufi yaitu Kampung Mualaf Badui.

Letaknya hanya berjarak sekitar 3,5-4 jam perjalanan dari Ibu Kota dan kurang lebih 1 jam dari pusat kota Lebak, tepatnya di Desa Bojong Menteng, Banten, sekitar 500 meter dari Terminal Ciboleger, terdapat sebuah lembah indah yang diisi oleh para mualaf Badui. Sejauh mata memandang, hamparan warna hijau menyejukkan mata. Sawah dengan padi yang tumbuh subur, tanaman yang rimbun menjulang, hingga suara burung berkicau siap menyambut siapa pun di Lembah Barokah Ciboleger, sebuah tempat yang memanjakan dengan pemandangan alaminya. Di Lembah Barokah, disana terdapat tanah lapang dengan tekstur yang unik. Tanahnya berwarna campuran antara merah dan cokelat, tapi sangat gembur ketika diinjak. Luas wilayahnya 10,3 hektar dengan kondisi wilayah adalah lembah.

Di Kampung Mualaf Baduy sendiri terdapat kurang lebih 50 KK yang terbagi ke dalam 4 klaster, Ar Rojak sebagai pusat, Ar Rohman, Ar Rohim, dan As Salam. Seperti namanya yang mencatut nama salah satu suku di Indonesia yaitu suku Baduy, sudah pasti kebudayaan yang ada di kampung Mualaf Baduy sendiri terintegrasi dengan kebudayaan Baduy dan islam karena memang mereka sudah menjadi muslim dan adapun agama yang mereka anut sebelumnya atau lebih tepatnya kepercayaan orang Baduy adalah sunda wiwitan atau yang lebih kita kenal dengan animisme, adapun bahasa yang digunakan untuk komunikasi sehar-hari adalah Bahasa Sunda.

Kondisi perekonomian di Kampung Mualaf Baduy LBC sendiri mayoritas adalah masyarakat dengan kelas ekonomi menengah kebawah, dengan mayoritas mata pencaharian masyarakat adalah berladang, bertani, buruh, serta ada beberapa warga yang bermata pencaharian sebagai pedagang dan pengerajin.

Di kawasan seluas 10,3 hektare ini kini telah berdiam sekitar puluhan orang yang merupakan mualaf Badui. Pembangunan Lembah Barokah Ciboleger dilakukan atas inisiatif Dokter Ashari, Direktur Eksekutif Gerakan Kebangkitan (Gerbang) Betawi, dan juga sebagai ketua Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiah (YASMUI) yang merasa prihatin dengan keberadaan kaum duafa dan mualaf Badui yang hidup terlunta-lunta serta tidak memiliki penghasilan yang memadai.

Masyarakat suku Badui dikenal sangat kuat dan teguh memegang adat istiadat mereka. Secara umum, ada sistem adat yang disebut pikukuh atau kepatuhan dan menjadi pedoman dalam tingkah laku sehari-hari orang Badui. Kaum Baduy dalam tidak boleh bersekolah formal, memakai alas kaki, dan menggunakan kendaraan.

Sentuhan dunia luar sangat diminimalisasi, demi menjaga kemurnian adat mereka. Namun, persentuhan kaum Badui Luar dengan muslim telah memancing mereka untuk belajar agama Islam serta menjadi mualaf. Lambat laun, mereka pun mulai terbuka dan mengenal agama Islam.

Meski demikian, masih sedikit perhatian yang diberikan kepada kaum mualaf Badui. Selain itu, peraturan adat juga mengharuskan orang Badui yang telah memeluk agama leluhurnya itu keluar dari kampung halamannya karena telah meninggalkan budaya, adat, dan kepercayaan leluhur.

“Banyak dari mereka yang kemudian hidup nomaden, menumpang di lahan warga Ciboleger, karena memang tidak punya rumah. Mereka bekerja ala kadarnya, membantu mengelola kebun yang ditempati dengan sistem bagi hasil,” ucap Muhammad Sulhi, Sekretaris Eksekutif Gerbang Betawi, Sabtu (26/01/2019).

Karena itulah, YASMUI dan Gerbang Betawi ingin meningkatkan produktivitas kaum duafa dan mualaf Badui agar bisa berdaya dan mandiri secara ekonomi di Lembah Barokah Ciboleger, sekitar 500 meter dari Terminal Ciboleger dan Perkampungan Baduy Luar.

 YASMUI pun akan mengembangkan kawasan Lembah Barokah Ciboleger menjadi kawasan ecotourism baru di Banten. Dalam acara jelajah yang berlangsung sejak siang hingga sore pada Sabtu (26/01/2019), diserahkan secara simbolis santunan untuk puluhan duafa dan mualaf Badui, kunci rumah, penanaman belasan tanaman produktif, dan pelepasan puluhan burung ke alam bebas. Rencananya, di area Lembah Barokah akan dibangun juga masjid dan sekolah.

 

Share this article :

Posting Komentar

Berikan komentar yang positif dan membangun

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 

Since © 1988. YAYASAN BAITUL HALIM - All Rights Reserved

Proudly powered by Blogger